PIDATO BUPATI SLEMAN
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Penyelengaraan pemerintahan dan
pembangunan Kabupaten Sleman tahun 2011 mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 9
Tahun 2010.
Sesuai dengan kerangka acuan tersebut,
telah ditetapkan visi Kabupaten Sleman yaitu
terwujudnya
masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015. Untuk mencapai visi tersebut
ditetapkan 5 misi yaitu 1) meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
melalui peningkatan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi
masyarakat; 2) meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat; 3) meningkatkan kemandirian ekonomi,
pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan; 4) memantapkan
pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup; serta 5)
meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.
Berdasarkan analisis kekuatan,
kelemahan, tantangan dan peluang yang dihadapi Pemkab Sleman, maka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan tahun 2011 sebagai tahun pertama dari rangkaian pelaksanaan
RPJMD tahun 2011-2015, diprioritaskan untuk 1) penanggulangan kemiskinan dan pengangguran; 2) Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3) Menjaga kualitas kesehatan; 4) Peningkatan kualitas pendidikan; 5) Peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal; 6) Peningkatan tata kelola
pemerintahan yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik; 7) Menjaga kualitas sarana prasarana publik,
sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan 8) Peningkatan keamanan
ketertiban, dan pengelolaan bencana alam.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami
hormati,
Prioritas penanggulangan kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2011 dilaksanakan dengan kebijakan untuk penjaminan
masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, peningkatan pemberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Strategi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran diorientasi-kan pada keterpaduan dan sinergisme antar sektor, agar
masyarakat miskin memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menciptakan aktivitas
perekonomian dan sosial keluarga.
Penjaminan masyarakat miskin
dilaksanakan di bidang kesehatan, melalui pelayanan JPKM. Pada APBD tahun 2011
telah dilakukan fasilitasi penjaminan kesehatan sebanyak 127.472 orang, dan fasilitasi
pelayanan Jamkesmas yang didanai APBN
kepada 202.763 orang. Selain itu bagi masyarakat rawan miskin yang sakit
difasilitasi dengan Bantuan Sosial Kesehatan terhadap 1.283 orang, serta pemberian
makanan tambahan bagi 5.250 balita dan 465 ibu hamil dan ibu nifas. Program
JPKM juga melayani peserta yang mampu secara mandiri.
Penjaminan juga
disasarkan untuk keberlanjutan pendidikan siswa SMK dan SMA dari keluarga
miskin melalui bantuan jaminan pendidikan pada 4.043 siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap anak di Sleman minimal berpendidikan SMK dan SMA.
Pemkab Sleman juga memfasilitasi
perbaikan rumah tidak layak huni berupa 12 ribu zak semen dan bantuan stimulan
bedah rumah 34 unit bagi keluarga miskin. Bantuan
juga diberikan oleh Kementerian Perumahan 100 unit, Kementrian Sosial 100 unit
dan Pemerintah Propinsi 140 unit.
Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat miskin dilakukan dengan pemberian
ketrampilan dengan memanfaatkan potensi lokal dan dapat secara langsung
memberikan nilai ekonomis. Pembinaan diberikan kepada 840 kelompok dan penguatan
modal diberikan kepada 225 kelompok.
Pemkab Sleman juga
memfasilitasi pembuatan 3.190 KTP dan 1.6190 Kartu Keluarga dan 228 akta
kelahiran bagi warga miskin, fasilitasi distribusi raskin dan kartu Rumah Tangga Miskin kepada 37.416
RTM dan pemberian bantuan kebutuhan dasar 300 orang lansia rentan sosial
ekonomi.
Pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan
melalui pendampingan PNPM Perkotaan dan PNPM Perdesaan dari pemerintah pusat, dengan
dana pendampingan dari APBD Rp 550 juta.
Dalam upaya mengatasi pengangguran, kebijakan
kami adalah mewajibkan semua pengembangan usaha di Sleman memanfaatkan 70% tenaga
kerja lokal dan meningkatkan kapasitas ketrampilan para pencari kerja agar siap
kerja. Pada tahun 2011 di Sleman terdapat 1.031 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja yang
terserap di perusahan-perusahaan tersebut sebanyak 56.222 pekerja.
Upaya perluasan
lapangan kerja juga dilaksanakan melalui program pelayanan penempatan tenaga
kerja terdaftar, meliputi Angkatan Kerja Lokal, Angkatan Kerja Antar Daerah, dan
Angkatan Kerja Antar Negara dengan dukungan peran sektor swasta dan masyarakat.
Pada tahun 2011 tercatat 4.050 pencari kerja terdaftar, dan berhasil disalurkan
sebanyak 85,93% atau 3.480 orang.
Pemkab Sleman juga melaksanakan
program padat karya produktif untuk masyarakat korban Erupsi Merapi tahun 2010 di 12 Desa untuk 816 orang dari keluarga miskin.
Perluasan peluang kerja juga dilakukan
dengan memotivasi masyarakat untuk mengembangkan usaha dengan pengucuran dana
penguatan modal Rp20 milyar yang diberikan
pada 65 kelompok usaha peternakan, 97 kelompok usaha perikanan, 163 kelompok
usaha pertanian, 40 kelompok usaha industri, 29 kelompok usaha koperasi dan 225
kelompok usaha pemberdayaan keluarga dan perempuan.
Berbagai
upaya penanggulan kemiskinan dan pengangguran tersebut, telah mampu menurunkan
angka kemiskinan di Kabupaten Sleman 2,59%. Pada
tahun 2011 terdapat 50.603 KK miskin
dari 305.376 KK atau 16,57%.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami hormati,
Revitalisasi pertanian dan ketahanan
pangan yang menjadi prioritas pembangunan tahun 2011 tidak hanya sekadar untuk memperbaiki
produksi dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga diorientasikan untuk meningkatkan kontribusi aktivitas pertanian
didalam pertumbuhan perekonomian daerah.
Sektor
pertanian pada tahun 2011 masih menjadi unggulan perekonomian daerah, dengan
komposisi terdapat 28,26% masyarakat Sleman yang bermata pencaharian dari
sektor ini. Erupsi Merapi tahun 2010 dan banjir lahar dingin tahun 2011 telah
menyebabkan kerusakan yang cukup luas pada lahan pertanian, dengan kerugian
untuk sektor pertanian tanaman pangan sebesar Rp236 milyar lebih, komoditas peternakan Rp19 milyar lebih, di sektor perikanan Rp11 milyar lebih, di sektor kehutanan tercatat hutan rakyat seluas 840 ha dan sekitar 1.000 ha lebih lahan TNGM mengalami kerusakan. Sedangkan lahar dingin telah menyebabkan 5,2 hektare
lahan padi siap panen dan 14 buah
kolam ikan produksi tertimbun
material, 1 unit kandang ayam petelur dengan kapasitas 10 ribu ekor roboh total, kematian 7 ekor sapi, 9 ekor kambing.
Berkaitan dengan hal
tersebut kebijakan yang diambil pada tahun 2011 adalah pemulihan dan
meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk mengembalikan mata pencaharian
masyarakat di sektor pertanian yang hilang ataupun rusak. Hal tersebut
dimaksudkan agar produksi pertanian tetap berkelanjutan dan tidak mengganggu
ketersediaan pangan.
Aktivitas
pemulihan telah memotivasi para petani untuk bangkit kembali mengembangkan
budidaya pertaniannya. Hasil produksi produksi beras sebanyak 147.075 ton
menurun 12,53% dibanding tahun 2010. Penurunan tersebut selain akibat dampak
erupsi Merapi, juga terganggunya saluran irigasi dan mewabahnya hama wereng
coklat. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) mengakibatkan kurang lebih
2.700 ha tanaman padi mengalami puso terutama di wilayah Sleman barat.
Hasil komoditas
ubi kayu 14.741 ton, produksi jagung 30.488 ton, meningkat 16,81% dibanding
tahun sebelumnya, produksi kedelai
meningkat 9,93% atau mencapai 775 ton.
Produksi ikan konsumsi mencapai 18.364 ton naik 26%, produksi ikan hias 11 juta ekor lebih, meningkat 4,05%, produksi benih ikan 840 juta ekor, meningkat 6,91%.
Budidaya peternakan
mengalami peningkatan populasi. Populasi sapi potong 51.706 ekor meningkat 9,93%, sapi perah 3.522
ekor meningkat 12,38%, kambing 35.732 ekor meningkat 12,23%, domba 70.698 ekor
meningkat 9%, ayam buras 1.538.058 ekor meningkat 4,1%, ayam petelur 1.668.820
ekor meningkat 16,4%, ayam pedaging 2.713.870 ekor meningkat 7,6%, itik 205.815
ekor meningkat 2,46% dan burung puyuh 916.305 ekor meningkat 4,19%.
Produksi hasil
peternakan seperti telur, susu dan daging mengalami penurunan. Produksi susu
2.756 ton menurun 40%. Produksi daging 19.749 ton menurun 7,5% dan produksi
telur 17.647 ton menurun 2,7%.
Pada sektor
perkebunan, produksi tembakau rakyat meningkat 65,17% dan tembakau virginia
714,28%. Pengelolaan bidang kehutanan difokuskan pada pemulihan hutan, peningkatan
perlindungan konservasi, rehabilitasi lingkungan dan sumber daya alam serta peningkatan
peran serta masyarakat dalam Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Upaya ini dapat
mengurangi 4,13% luas lahan kritis akibat Erupsi Merapi dan meningkatkan 19,53%
luas hutan rakyat.
Ketersediaan pangan pada tahun 2011 secara umum
mengalami surplus, meliputi. Ketersediaan beras surplus 63.865 ton, jagung
surplus; 22.833 ton, kacang tanah surplus: 2.834 ton, ubi kayu surplus: 4.992
ton dan ubi jalar surplus; 1.078 ton.
Tingkat konsumsi masyarakat Sleman untuk beras
sebesar 63,70 kg per kapita sama dengan tahun sebelumnya, sedangkan angka
nasional sebesar 120 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi protein hewani mencapai
19,26 kg/kapita/tahun, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 16,29
kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ikan sebesar 27,78 kg/kapita/tahun, meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 26,73kg/kapita/tahun.
Kontribusi sektor
pertanian pada PDRB harga berlaku 12,56% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,16%.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami hormati,
Kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kualitas
pendidikan dilakukan dengan upaya mempertahankan wajib belajar 12 tahun,
meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidikan, mewujudkan iklim belajar
yang kompetitif berdasar pada potensi akademis dan budi pekerti, serta
meningkatkan aksesibilitas layanan PAUD.
Untuk
meningkatkan SDM pendidik, upaya yang dilakukan antara lain melalui evaluasi
kinerja 150 kepala sekolah sebagai bahan penataan kepala sekolah, validasi data
pendidik sebanyak 7.924 PNS, fasilitasi sertifikasi 2.000 guru,
penilaian angka kredit 1.267 guru, serta pemberian insentif GTT, GTY, PTT,
pamong PAUD 7.348 orang. Secara kuantitatif rata-rata
persentase jumlah guru layak mengajar jenjang SD sebesar 58,19%, SMP 82,12% dan
SMA/SMK 88,47%. Ketidaklayakan akibat latar pendidikan yang belum memenuhi
standar kualifikasi S1/DIV, karena masih berpendidikan SPG dan D2. Untuk
menyelesaikan permasalahan ini diperlukan dukungan pemerintah pusat khususnya
dalam hal pendanaan.
Berdasarkan indikator aksesbilitas
pendidikan menunjukkan peningkatan pada angka partisipasi kasar (APK) dan
angka partisipasi murni (APM) terutama jenjang SD dan SMA/SMK/MA, sedangkan
pada jenjang SMP/MTs mengalami penurunan. APK tingkat SD/MI sebesar 116,45%
naik 0,03%, jenjang SMP/MTs turun 1,8% menjadi 113,68% dan jenjang SMA/SMK/MA
naik 0,49% menjadi 77,66%. Sedangkan APM jenjang SD/MI meningkat 0,78% menjadi
101,51%, jenjang SMP/MTs turun 2,06% menjadi 79,65% dan jenjang SMA/SMK/MA naik
0,01% menjadi 54,04%. Tingkat kelulusan SD, SMP,
SMA/SMK mencapai 94,53%. Data rata-rata persentase kelulusan jenjang SD sebesar 97,74%, SMP 90,01% dan SMA/SMK 95,83%.
Upaya peningkatan akses pendidikan, juga
dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan non formal paket B setara SMP dan
C setara SMA. Pendidikan non
formal ini sangat mendukung upaya meningkatkan angka melek huruf yang mencapai 95,45%.
Jumlah play group (kelompok
bermain) 219 lembaga dengan jumlah siswa
6.755 anak dan 1.046 pamong belajar, 507 satuan PAUD Sejenis dengan jumlah warga
belajar sebanyak 20.580 anak dan 2.442 pamong belajar, Taman
Penitipan Anak (TPA) 107 lembaga dengan jumlah anak yang dititipkan 2.739 anak
dengan pamong belajar sebanyak 516 orang.
Untuk pemerataan pelayanan perpustakaan ke seluruh
lapisan masyarakat telah dilaksanakan layanan Perpustakaan Keliling dan
Perpustakaan Elektronik Keliling di 47 lokasi, dengan jumlah pengunjung 61.691
orang dan layanan kantong perpustakaan desa dan
instansi sebanyak 14 perpustakaan desa, pendampingan terhadap 7 perpustakaan
desa, dan supervisi pembinaan pada 9 perpustakaan SD dan 3 perpustakaan
instansi.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami
hormati,
Untuk menjaga kualitas
kesehatan disasarkan untuk mewujudkan persentase balita gizi buruk
sebesar 0,50%, angka kematian bayi sebesar 5,80 per 1.000 kelahiran hidup, angka
kematian ibu melahirkan sebesar kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, meningkatnya
jumlah KB mandiri sebesar 2%, serta angka harapan hidup waktu lahir sebesar
74,6.
Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dengan pola hidup
bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan akses pelayanan dan manajemen mutu
pelayanan kesehatan secara merata dan terjangkau, serta optimalisasi pelayanan
di puskesmas dan RSUD. Pemasyarakatan PHBS dilakukan melalui sosialisasi dan
pembinaan secara sinergi lintas sektoral PKK-KB-Kesehatan-Pendidikan, dan
pemantauan PHBS rumah tangga terhadap 41.672 KK. Strategi lain untuk mendukung upaya tersebut, juga
dilaksanakan akselerasi desa siaga aktif sebanyak 40 desa.
Mengantisipasi
ancaman kasus penyakit menular berupa DBD, HIV/AIDS, dan TBC, dilakukan berbagai
upaya pencegahan dan penanggulangan. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 tercatat
163 kasus dengan kematian nihil. Penanganan DBD dilakukan melalui pemantauan jentik pada institusi
perkantoran, pendidikan dan kesehatan, penyemprotan insektisida, pelayanan
imunisasi bagi 12.128 bayi, 14.524 ibu hamil dan di 547 sekolah.
Untuk kasus HIV/AIDS
sampai akhir tahun 2011 penderita yang tercatat di wilayah Kabupaten Sleman berjumlah
276 orang. Penanganan peyakit HIV/AIDS dilakukan melalui upaya penemuan dan
pendampingan bagi penderita, deteksi dini penyalahgunaan NAPZA, serta
pengembangan implementasi sistem pelaporan narkotika dan psikotropika.
Sedangkan untuk penanganan penyakit TBC antara lain dilakukan dengan konsultasi
klinis TB, sosialisasi ke pondok pesantren, pengobatan dan penyediaan ruang
rawat inap khusus TB paru.
Usia harapan hidup masyarakat mencapai 75,78 tahun, di atas rata-rata
provinsi 74 tahun dan nasional 70,6 tahun. Angka kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup sebesar 5,25 yang lebih baik daripada angka provinsi sebesar 16
dan angka nasional sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ibu melahirkan meninggal 15 orang (jika diproyeksikan
dengan angka kematian per 100.000 ibu melahirkan/AKI sebesar 122), sementara AKI
di Provinsi DIY sebesar 124 dan Nasional 228. Persentase gizi buruk
balita 0,5%, lebih baik daripada angka provinsi
0,68% dan nasional sebesar 4,9%.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami hormati,
Peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal, diupayakan melalui promosi
peningkatan minat investasi, peningkatan kualitas sarana prasarana pasar tradisional, peningkatan akses permodalan bagi usaha industri mikro dan kecil serta perluasan jaringan pemasaran, promosi peningkatan daya tarik dan daya saing
pariwisata.
Untuk membantu upaya promosi wisata telah
dibentuk Badan Promosi Pariwisata Kabupaten (BPPS) yang merupakan lembaga
independen untuk meningkatkan citra kepariwisataan di Sleman. Dengan upaya tersebut jumlah kunjungan wisatawan nusantara
meningkat 2,51% dari 2,9 juta menjadi sekitar 3 juta orang. Wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke Sleman 262 ribu orang. Sedangkan rata-rata lama tinggal
wisatawan dibandingkan tahun lalu masih sama 2,5 hari untuk wisatawan nusantara
dan 2,7 hari untuk wisatawan mancanegara.
Aktivitas industri pada tahun 2011 masih
didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga sebanyak 15.449 unit dari
15.564 unit. Peningkatan kapasaitas pelaku terus diupayakan melalui pelatihan
para pelaku industri, peningkatan mutu dan desain, inovasi dan peningkatan
produk, kemasan dan packing, ketrampilan
teknologi olahan, sertifikat halal dan pemberian bantuan
teknologi ATBM.
Akibat erupsi Merapi maka 1.489 Industri
Kecil Menengah (IKM) menderita kerusakan, untuk itu telah disalurkan bantuan
bagi IKM yang berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem, Ngaglik, dan Turi. Bantuan
yang diberikan kepada 37 kelompok IKM berupa 404 unit mesin dan peralatan senilai
Rp.1,4 milyar berasal dari dana APBN dan APBD Provinsi DIY. Untuk menguatkan kemandirian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah digulirkan bantuan modal selama 2001-2011 sebesar Rp.6,596 milyar.
Guna menumbuhkan ekonomi kerakyatan, tetap
didorong aktivitas koperasi untuk menyangga kegiatan ekonomi masyarakat.
Kondisi perkoperasian menunjukkan bahwa dari 604 unit koperasi yang terdata kondisi
aktif 541 unit (89,56%), kondisi pasif 9 unit (1,49%) dan koperasi beku 54 buah
(8,94%). Jika dibandingkan data tahun 2010 jumlah koperasi aktif naik 4,64%,
jumlah koperasi pasif tetap sama dan jumlah koperasi beku turun 25%. Jumlah
anggota koperasi mencapai 234.584 orang. Untuk memacu pertumbuhan koperasi yang
sehat maka telah digulirkan modal usaha dari tahun 2001 sampai tahun 2011
sebanyak Rp 17,782 milyar untuk 461 koperasi.
Pembangunan sektor perdagangan difokuskan pada
pengembangan pasar, perlindungan konsumen dan fasilitasi peningkatan eksport, pengembangan
prasarana dan sarana pasar, serta pembinaan bagi pedagang pasar dan PKL.
Perlindungan konsumen dilakukan dengan pengamanan produk - produk melalui peningkatan
pengawasan peredaran barang dan jasa berupa monitoring barang yang rusak dan
kadaluwarsa di toko – toko, swalayan dan pasar, serta monitoring harga 20
komoditas secara rutin. Untuk melindungi produk masyarakat telah dilaksanakan fasilitasi
Sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk 14 merk dagang terdaftar
dan 1 paten hak cipta.
Selain itu telah diupayakan pengendalian terhadap
tumbuhnya pasar modern dengan terbitnya Peraturan Bupati Sleman nomor 13 tahun
2010 tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan. Revitalisasi
terhadap pasar tradisional agar tercipta pasar yang bersih dan nyaman, dilakukan
dengan rehabilitasi 9 pasar tradisional, pembinaan pedagang pasar, fasilitasi pembentukan dan pembinaan pengurus
paguyuban pasar, penataan tempat
dagangan dan jenis mata dagangan di 7 UPT Pelayanan Pasar dan peningkatan pelayanan
pedagang pasar di 40 pasar dan Taman Kuliner. Upaya peningkatan ekspor
dilakukan dengan fasilitasi promosi perdagangan internasional dengan mengikuti 6
pameran produk UKM di Jakarta dan di Yogyakarta yang diikuti 29 pengusaha UKM
serta pelatihan manajemen ekspor impor terhadap 25 pengusaha.
Perkembangan investasi di Kabupaten Sleman menunjukkan
peningkatan dari 41 unit usaha PMA mencapai
US$185 juta, meningkat 13,92% dan mampu menyerap tenaga kerja 6.385 orang. Sebanyak
32 unit usaha PMDN memiliki nilai investasi Rp827 miliar, meningkat 148,33%,
dengan penyerapan tenaga kerja 9.269 orang. Nilai invetasi dari 31.566 unit
usaha investasi non PMA/PMDN meningkat 108,61% menjadi Rp3,03 triliun, dengan
penyerapan tenaga kerja 249.189 orang.
Berbagai
upaya meningkatan ekonomi
masyarakat yang berbasis potensi lokal, telah berhasil
mencapai sasaran pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan sektor industri pengolahan sebesar
3,44%, pertumbuhan
sektor perdagangan, hotel dan restoran tercapai 6,75%, pertumbuhan sektor
jasa-jasa tercapai 5,38%, serta meningkatnya investasi Non PMA/PMDN sebesar 18,60%.
Saudara pimpinan dan para anggota dewan yang kami
hormati,
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang
baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, disasarkan untuk mewujudkan
hasil evaluasi sistem pengendalian
intern pemerintah kategori baik, kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik, dan perencanaan pembangunan sesuai
kebutuhan masyarakat. Upaya yang dilakukan yaitu peningkatan kapasitas
pemerintah daerah untuk mewujudkan manajemen pengelolaan pemerintahan yang
profesional, mampu mengatasi permasalahan daerah, meningkatkan pengelolaan
administrasi dan pelayanan masyarakat yang cepat, tepat dan terjangkau.
Untuk memberikan pelayanan prima bagi
masyarakat dilakukan dengan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) di RSUD, seluruh puskesmas, UPT laboratorium, dan UPT
JPKM. Keberhasilan peningkatan kualitas pelayanan tercermin dengan sertifikasi ISO
9001:2008 pada 19 Puskesmas, Dinas Kesehatan,
RSUD Sleman dan 7 Sekolah Menengah Kejuruan.
Untuk mendukung perbaikan sistem
pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat telah diupayakan
pengembangan sistem berbasis teknologi informasi, melalui pengembangan Sistem
Informasi Manjemen berbasis digital (SIM). Selain itu juga dilakukan pengembangan blue print dan penyusunan dokumen teknis e-government. Peningkatan pelayanan juga dilakukan dengan dibukanya
akses komunikasi dan informasi serta aduan dari masyarakat melalui website,
sms, dan media cetak.
Upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik, juga dilakukan peningkatan kualitas SDM aparat melalui peningkatan
kompetensi pegawai, pembinaan pegawai dengan pemberian penghargaan
dan hukuman.
Untuk menjaga kinerja pemerintahan, diupayakan melalui peningkatan
efektifitas pengendalian dan pengawasan internal, serta pembentukan satgas Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP) bekerjasama dengan BPKP. Dengan upaya tersebut pada tahun
anggaran 2011 dapat diselamatkan keuangan negara Rp256.586.900,00.
Akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah tahun 2011 telah dievaluasi oleh pemerintah melalui Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagaimana ditetapkan dalam
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dengan hasil nilai cukup baik. Oleh karena itu Pemkab
Sleman berhasil mendapatkan penghargaan dari Presiden RI sebagai juara II
tingkat Nasional dari 497 Kabupaten/Kota se Indonesia.
Didalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan kemandirian Pemerintah Desa, pemerintahan desa diberi Alokasi
Dana Desa (ADD), yang besarnya 10% dari Dana Alokasi Umum (DAU) setelah
dikurangi belanja pegawai. Meskipun sejak tahun 2009 ADD terus mengalami
penurunan dan pada tahun 2011 hanya dialokasikan Rp1,75 milyar, namun tetap diupayakan
dana bantuan kepada pemerintah desa dengan nominal sekitar Rp20 milyar. Bantuan
tersebut meliputi hadiah lunas PBB Rp300 juta, tunjangan penghasilan aparatur
desa Rp14,08 milyar, tunjangan BPD Rp2,39 milyar, bantuan RT/RW Rp1,65 milyar,
bantuan operasional dukuh Rp1,45 milyar, bantuan penyelenggaraan pilkades Rp350
juta, penggantian kerugian terkena erupsi Merapi Rp234 juta serta penghargaan
bagi perangkat desa purna tugas dan bantuan lainnya Rp160 juta.
Didalam upaya peningkatan pendapatan
daerah, ditempuh melalui peningkatan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber
pendapatan, intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah
dan sumber - sumber penerimaan lainnya. Capaian target pendapatan daerah dalam
APBD tahun 2011 terealisasi 103,05% dari target sebesar Rp1,311 triliun. Realisasi
capaian PAD sebesar Rp203 milyar meningkat 39,03% dari tahun 2010. Dana Perimbangan sebesar Rp737
milyar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp332 milyar.
Untuk realisasi
Belanja daerah mencapai Rp1,376 triliun atau 92,83% dari rencana APBD tahun 2011
sebesar Rp1,278 triliun. Realisasi penerimaan pembiayaan mencapai Rp111 milyar
atau 100% dari rencana. Rencana pengeluar-an pembiayaan Rp7,13 milyar dapat
direalisasikan 85,99%. Pada tahun 2011 pengelolaan APBD yang menggunakan
prinsip defisit spending dapat menutup defisit dan memiliki SILPA (Sisa
Lebih Penghitungan Anggaran) Rp138,5 milyar.
Dalam pengelolaan
asset daerah, telah dilakukan pendataan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah (SIMDA), yang diharapkan mampu menciptakan ketertiban pengelolaan asset.
Untuk membiayai rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Gunung Merapi, telah dilakukan efisensi terhadap
beberapa program dan fasilitasi terhadap pihak ketiga yang bermaksud membantu. Selama
tahun 2011 telah dilakukan perjanjian kerjasama 58 kali dalam rangka penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan. Kerjasama dengan pihak ketiga
maupun antar wilayah juga terus dilakukan antara lain dalam Forum Java Promo
untuk pariwisata, dan Kartamantul untuk penanganan masalah perbatasan
Yogyakarta, Sleman dan Bantul.
Saudara Pimpinan, para anggota Dewan yang kami hormati,
Didalam
pemenuhan infrasrtuktur fasilitas transportasi dan distribusi, pada tahun 2011
dilakukan upaya peningkatan, pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan jembatan. Upaya
tersebut berupa peningkatan jalan di 5 Kecamatan
sepanjang 15,35 km, pemeliharaan jalan aspal kabupaten 400 km, rehabilitasi 11
ruas jalan kabupaten sepanjang 14,35 km, pembangunan jalan desa di 18 lokasi, peningkatan
jembatan 9 buah dan gorong-gorong 58 m, pemeliharaan jembatan 25 buah dan gorong-gorong
35 buah dan pembangunan jembatan desa 2 lokasi.
Dalam upaya peningkatan, pemeliharaan
dan rehabilitasi jalan dan jembatan, juga didorong partisipasi aktif masyarakat. Untuk mendorong partisipasi tersebut, pemerintah
memberikan bantuan Gotong Royong dan aspal sebagai bantuan stimulan kepada
masyarakat.
Untuk mengembalikan kelancaran
prasarana irigasi yang mengalami kerusakan telah dilakukan rehabilitasi
59 buah Daerah Irigasi, rehabilitasi dan normalisasi sungai di 6 lokasi dan
pengerukan sedimentasi di 15 lokasi, pembangunan 6 buah bendung dan 18 buah
saluran, pembangunan embung / waduk lapangan Krapyak Barepan, serta pemeliharaan
embung dan mata air. Secara umum kondisi saluran irigasi primer dengan kondisi
baik meningkat 29,7% yaitu dari 249.568 m menjadi 323.787 m.
Didalam
memfasilitasi kebutuhan air bersih masyarakat telah dilakukan pemeliharaan
jaringan sumur pompa di 11 lokasi, rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air
bersih 5 lokasi wilayah merapi, pengadaan Sambungan Rumah (SR) 200 unit, penyediaan
air bersih korban Merapi bagi 20.000 jiwa, pemeliharaan jaringan air bersih/air
minum dan reservoir di RSUD Sleman
dan RSUD Prambanan 36 unit, pembangunan konstruksi jaringan air bersih (SIPAS)
di 3 lokasi yaitu di Kemirikebo, Boyong dan Sendangarum, serta konstruksi
jaringan air minum bersih di 5 lokasi.
Untuk mengatasi
limbah telah dilakukan pembangunan jaringan pelayanan 3 lokasi, pembangunan 5
SR sebanyak 750 unit, pengembangan jaringan air limbah di Padukuhan Karangwuni,
serta penyusunan DED jaringan air limbah 750 SR di Kayen dan Colombo.
Upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan berlalulintas,
telah dipasang rambu-rambu lalu lintas
sebanyak 200 unit, pengecatan marka jalan
1.500 m2, pemasangan Rambu Pendahuluan
Petunjuk Jalan (RPPJ) 20 unit, pemasangan
flashing 3 unit, pengadaan barikade
II 15 unit, dan pengadaan traffic cone
100 unit, Uji
emisi kendaraan bermotor pada 500 kendaraan dari 25 lembaga, pengujian kendaraan bermotor pada 17
ribu kendaraan serta pemeliharaan LPJU di 2.250 titik dan pemasangan KWH meter 20 kelompok. Selama tahun 2011, seluruh APILL sebanyak 32 buah
dalam kondisi baik, rambu lalu lintas
sebanyak 1.875 buah, dalam kondisi baik sebanyak 1.863 buah, sedangkan 2 buah flashlight dalam kondisi
baik.
Upaya menjaga kualitas lingkungan
selain dilakukan dengan penataan ruang, juga pengaturan pertambangan
pengembangan serta penggunaan energi terbarukan. Pada tahun 2011 telah tersusun
peta rencana wilayah pertambangan dan peta rencana normalisasi DAS berhulu di
Gunung Merapi. Pengembangan energi terbarukan dilakukan pembangunan PLTS 12
unit, pemeliharaan PLTS 10 unit dan 3 unit biogas serta tersedianya Jaringan Listrik
Tegangan Rendah dan Menengah (JTR-JTM) untuk 60 KK di Kecamatan Gamping dan
Minggir. Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Sleman sampai tahun 2011 masih
termasuk kategori baik. Dari hasil pemeriksaan 32 titik kandungan sulfur
dioksida, karbon monoksida, nitrogen, hidrokarbon, timah hitam dan partikel
debu di udara, masih di bawah ambang batas.
Dalam upaya
menjaga kualitas air telah dilakukan pengujian air di 25 titik dengan hasil
memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Dalam rangka melindungi sumber air
minum pada tahun ini telah
ditambah sanitasi berbasis masyarakat, sehingga sampai tahun 2011 berjumlah 11
unit. Dalam
pengelolaan sampah, kelembagaan pengelolaan sampah mandiri meningkat menjadi 64
lembaga. Penanganan sampah oleh pemerintah daerah mencapai 94,54% dari volume
sampah sebanyak 300 ribu meter kubik, dengan sampah yang dapat diangkut dari
TPS ke TPA meningkat menjadi 350 m3/hari.
Kebijakan peningkatan kualitas dan
kuantitas prasarana dan sarana perumahan dan pemukiman dilakukan melalui peningkatan
peran serta masyarakat dengan tetap mempertahankan fungsi lingkungan. Beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain pembangunan prasarana dan
sarana rusunawa di 3 lokasi yaitu Rusunawa Dabag Condongcatur, Rusunawa
Mranggen Sinduadi, dan Gemawang Sinduadi Mlati, fasilitasi pelaksanaan rekompak
JRF di 6 desa, pembangunan jalan di kawasan Land
Consolidation (LC) Sinduadi, serta pembangunan prasarana dan sarana dasar
di TPU Seyegan.
Saudara Pimpinan, para anggota Dewan yang kami hormati,
Erupsi Merapi tahun 2010 telah
memberikan limpahan bahan galian batuan jenis pasir bangunan, yang potensinya
mencapai 45 juta m3. Didalam pengelolaan tambang tersebut dilakukan
sekaligus untuk normalisasi aliran sungai. Untuk pelaksanaannya telah
dikeluarkan Keputusan Bupati Sleman tentang Normalisasi Aliran Sungai
Pasca Erupsi Gunung Merapi. Pelaksanaan
normalisasi sungai dilaksanakan dengan memperhatikan
kondisi deposit pasir dan batu di jalur sungai wilayah masing-masing sungai
yang mengganggu aliran sungai. Kegiatan normalisasi ini dilaksanakan
dengan mengutamakan warga masyarakat setempat dengan penanggungjawab
kepala
desa setempat.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, dan analisis dari BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembagan Teknologi
Kegunungapian), Pemkab Sleman telah menetapkan 9 padukuhan di 3
desa di wilayah Kecamatan Cangkringan, menjadi kawasan yang harus bebas dari
hunian. Ke sembilan padukuhan tersebut yaitu Padukuhan
Pelemsari dan Pangukrejo di Desa Umbulharjo. Padukuhan Kaliadem, Petung, Jambu,
dan Kopeng di Desa Kepuharjo. Padukuhan Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan
Srunen di Desa Glagaharjo. Hal tersebut memerlukan komitmen bersama didalam
memformulasikan kebijakan dan implementasinya. Komitmen tersebut tidak hanya
pada para pengambil kebijakan dan stakeholders didalam internal wilayah tetapi juga
antar wilayah, terutama sekali pada wilayah-wilayah perbatasan.
Dalam bidang
pertanahan pada tahun 2011 telah diproses permohonan baru izin peruntukan penggunaan
tanah (IPPT) sebanyak 1.177 buah dengan hasil 478 buah (40,61%) disetujui, 176 buah (14,95%) ditolak, dan 385
buah (32,71%) dalam proses, serta penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya
sebanyak 180 buah. Upaya peningkatan tertib
administrasi pertanahan terus dilakukan melalui pensertifikatan tanah kas desa
sebanyak 232 bidang, inventarisasi penataan, penguasaan, pemilikan, dan
penggunaan pemanfaatan tanah (P4T) sebanyak 2.623 bidang, pemrosesan dan
penerbitan 17 rekomendasi izin pakai (kekancingan) tanah-tanah Sultan Ground, serta
pemrosesan dan penerbitan 21 permohonan izin Gubernur tentang pemanfaatan tanah
kas desa meliputi 7 izin pelepasan TKD dan
14 izin sewa menyewa TKD.
Penertiban
administrasi wilayah perbatasan telah dilakukan penegasan batas wilayah dengan pemasangan
dan pemeliharaan pilar batas, pelacakan kembali dan pemasangan pilar batas
wilayah di Kecamatan Turi sebanyak 35 pilar batas, pemasangan 27 pilar batas
wilayah Kecamatan Cangkringan dan 61 patok batas desa.
Pembangunan kembali Huntap di wilayah Sleman akan dilaksanakan untuk 3.023
KK yang memerlukan lahan seluas 36,828 ha
dengan perincian 34,53 ha menggunakan
tanah Kas Desa dan sisanya menggunakan lahan mandiri. Dalam penyediaan lahan untuk huntap maka pemerintah akan memfasilitasi sampai sertifikat hak milik dan telah disiapkan regulasi khusus agar dikemudian hari tidak
menimbulkan masalah baru. Pembangunan huntap diupayakan tidak merubah struktur masyarakat lokal,
dan tahun 2011 telah di
bangun 352 unit Huntap.
Saudara
Pimpinan, para anggota dewan yang kami hormati,
Kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat di Kabupaten Sleman pada tahun 2011 secara umum aman dan stabil.
Untuk menjaga stabilitas kemanan dan ketertiban masyarakat tersebut dilakukan
pada upaya-upaya preventif dengan cara penyelesaian konflik di tingkat bawah
sehingga tidak menjadi besar.
Berkaitan dengan pembinaan generasi
muda, selain pemberdayaan pemuda, dilaksanakan kegiatan dalam rangka pencegahan
penyalahgunaan narkoba, yang banyak kasus dilakukan oleh pemuda. Kegiatan yang
dilakukan antara lain pembinaan dan penyuluhan narkoba bagi 2.400 orang pemuda,
dan fasilitasi sarasehan dialog remaja. Disamping itu ditingkatkan koordinasi dengan
Badan Narkotika Kabupaten (BNK), pelaksanaan penyuluhan penyalahgunaan Napza,
penyuluhan anti narkoba, pembentukan dan penyampaian bantuan sarana
operasional bagi satgas anti narkoba
baru, bimbingan lanjut bagi satgas anti narkoba, pembinaan kepada kelompok
pemuda anti narkoba dan pembinaan kelompok siswa anti narkoba.
Saudara
Pimpinan, para anggota dewan dan hadirin yang kami hormati,
Demikian pokok-pokok materi laporan
keterangan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan tahun 2011 yang kami
sampaikan, dan secara lengkap buku laporan telah disampaikan kepada segenap
anggota Dewan. Perlu kami sampaikan hasil kinerja Pemerintah Kabupaten Sleman
tahun 2011, sebagai berikut:
1. Sesuai dengan target kuantitaf pencapaian visi
masyarakat Sleman yang sejahtera lahir dan batin dengan indikator pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2015 sebesar 80 point, kondisi IPM Sleman tahun terakhir (2010) mencapai 78.20 point, dengan nilai komponen kesehatan 83,43, komponen pendidikan sebesar 84,63 serta komponen
pendapatan sebesar 66,52. Nilai IPM tersebut meningkat dibandingkan perhitungan
tahun sebelumnya sebesar 77,70. IPM tersebut menempatkan
Kabupaten Sleman pada peringkat 13 dari
497 kabupaten dan kota secara nasional. Penggunaan
IPM tahun 2010 karena penghitungan IPM tahun 2011 baru pada dilaksanakan BPS
pada pertengahan tahun ini.
2. Masyarakat berdaya saing didalam visi yang secara
kuantitatif ditargetkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,98% pada
tahun 2015, pada tahun 2011 tercapai 4,84%.
3. Capaian Masyarakat yang berkeadilan gender
tergambarkan dari capaian indeks pembangunan gender 74,17, dan diperolehnya penghargaan
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) oleh presiden atas keberhasilan Pemkab Sleman dalam
menerapkan pengarusutamaan gender.
Keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah sesungguhnya merupakan
hasil kerjasama yang baik antara masyarakat, DPRD, pemerintah daerah maupun
satuan kerja vertikal. Oleh karena itu kami menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang telah terjalin selama ini. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
Pemerintah Kabupaten Sleman didalam melaksanakan rehabilitas dan rekonstruksi
pasca erupsi gunung Merapi tahun 2010. Sekian dan terima kasih atas segala
perhatiannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sleman, Maret 2012
BUPATI SLEMAN,
SRI
PURNOMO
Komentar
Posting Komentar